Survei Jamparing: Warga Kuningan Lebih Condong Pilih Capres Anies Ketimbang Prabowo dan Ganjar
Peneliti Senior Jamparing Research, Topic Offirstson, saat memaparkan hasil survei kedua JR terkait pilihan masyarakat Kuningan untuk Capres-Cawapres 2024, di Gedung IPHI Kuningan, Sabtu siang (8/7/2023). Foto: Mumuh Muhyiddin/SiwinduMedia.com

Survei Jamparing: Warga Kuningan Lebih Condong Pilih Capres Anies Ketimbang Prabowo dan Ganjar

SiwinduMedia.com – Jamparing Research kembali merilis hasil survei keduanya terhadap pilihan masyarakat Kuningan untuk Calon Presiden dan Cawapres, yang akan bertarung pada Pilpres 14 Februari 2024.

Hasilnya, masyarakat Kuningan lebih condong memilih Calon Presiden (Capres) Anies Baswedan ketimbang Prabowo Subianto dan Ganjar Pranowo. Data tersebut disampaikan Peneliti Senior Jamparing Research, Topic Offirstson, di hadapan Wakil Bupati Kuningan HM Ridho Suganda, jajaran KPU dan Bawaslu Kuningan, Ketua Yayasan Jamparing, Sohib Muslim, para aktivis mahasiswa dan pemuda, pimpinan sejumlah kampus, sejumlah pimpinan Parpol, serta sejumlah pihak lain dalam acara Milangkala ke-5 Jamparing Research di gedung IPHI Kuningan, Sabtu siang (8/7/2023).

Pilihan masyarakat Kuningan untuk Capres berdasarkan hasil survei ini, Anies Baswedan di urutan pertama sebanyak 48,08%, Prabowo Subianto pada urutan kedua sebanyak 27,17%, dan Ganjar Pranowo di urutan terakhir sebanyak 16,50%. Pilihan masyarakat dari survei Jamparing ini disuguhkan jika nantinya Pilpres 2024 hanya terdapat 3 Calon tersebut.

Jamparing juga menanyakan kepada masyarakat selaku responden terkait kelayakan tokoh nasional untuk Capres 2024. Hasilnya, nama Anies Baswedan kembali menempati urutan pertama dengan meraih pilihan sebanyak 34,33%, disusul urutan kedua 22,17% diraih oleh Prabowo Subianto, dan urutan ketiga sebanyak 15,50% jatuh kepada Ganjar Pranowo.

Masyarakat Kuningan juga menganggap Gubernur Jabar Ridwan Kamil layak jadi Capres dengan raihan pilihan sebanyak 7,67%, diikuti urutan berikutnya menempati Menkopolhukam Mahfud MD sebanyak 1,67%, Erick Tohir 1,50%, dan Ketum Golkar Airlangga Hartarto 0,75% pilihan. Ke bawahnya ada nama Presiden Jokowi yang dianggap masih layak jadi Capres sebanyak 0,42%, disusul sejumlah nama tokoh beken lainnya dengan raihan 0,42% ke bawah.

Baca Juga:  Bantu KPU, Kemenag Siap Libatkan 50 Ribu Penyuluh Agama Sukseskan Pemilu 2024

Untuk Cawapres yang disurvei Jamparing, hasilnya masyarakat Kuningan menempatkan Ridwan Kamil layak menjadi Cawapres dengan raihan sebanyak 24,50% di urutan teratas. Kemudian di urutan kedua ada nama Anies Baswedan layak jadi Cawapres pilihan orang Kuningan dengan meraih 14,50%, disusul pada urutan ketiga 11,42% pilihan warga Kuningan jatuh kepada Ketum Demokrat AHY.

Bahkan uniknya, masyarakat Kuningan dari survei ini menganggap layak Ketum Gerindra Prabowo Subianto menjadi Cawapres dengan raihan 8,17%. Di atas Prabowo ada Mahfud MD yang dianggap layak jadi Cawapres dengan pilihan sebanyak 8,67%. Lalu ada nama Erick Tohor dan Ganjar Pranowo dianggap warga Kuningan layak jadi Wapres, dengan meraih sebanyak masing-masing 7,75% dan 7,50% suara.

Jamparing juga mensimulasikan pilihan masyarakat Kuningan jika ternyata hanya ada 2 Capres pada Pemilu 2024. Yakni Anies Baswedan dan Ganjar Pranowo. Lagi-lagi, pilihan masyarakat jatuh kepada Anies Baswedan dengan raihan sebanyak 62,50% suara. Sedangkan Ganjar Pranowo hanya meraih sebanyak 24,17%. Sisanya sebanyak 13,33% warga Kuningan memilih tidak tahu.

Baca Juga:  Hari ini Prabowo Subianto akan Temui Jokowi dan Gibran di Solo

Begitu pula jika hanya ada 2 pasang Capres pada Pilpres 2024 untuk Anies Baswedan dan Prabowo Subianto, masyarakat Kuningan akan menjatuhkan pilihan kepada Anies Baswedan ketimbang Prabowo Subianto. Hasil surveinya, Anies meraih pilihan sebanyak 52,58%, sedangkan Prabowo Subianto sebanyak 35,33%. Sisanya yang menyatakan tidak tahu sebanyak 12,08%.

Selain itu, Jamparing juga melakukan penelitian kepada masyarakat Kuningan terkait pengetahuan Pemilu serentak nanti yang akan jatuh pada 14 Februari 2024, untuk 5 jenis pilihan. Yakni memilih Capres-Cawapres, Calon anggota DPD RI, Calon Anggota DPR RI, Calon Anggota DPRD Provinsi, dan Calon Anggota DPRD Kabupaten/Kota.

Hasilnya, 94,67 masyarakat Kuningan mengetahui akan ada pemilihan Capres-Cawapres dan 5,33% tidak tidak tahu. Untuk Calon anggota DPD RI, sebanyak 73,17% masyarakat mengetahuinya, 26,83% tidak tahu. Lalu untuk Calon anggota DPR RI, sebanyak 76,75% masyarakat mengetahuinya, dan 23,25% mengaku tidak tahu. Untuk Calon Anggota DPRD Provinsi, sebanyak 75,33% mengaku tahu akan ada pemilihan, dan sebanyak 24,67% tidak tahu. Terakhir untuk Calon anggota DPRD Kabupaten/Kota, dari survei Jamparing ini, sebanyak 78,58% masyarakat Kuningan mengetahuinya, dan sisanya sebanyak 21,45% mengaku tidak tahu.

Jamparing kemudian melakukan survei pengetahuan masyarakat Kuningan terkait ketertarikannya terhadap politik nasional maupun lokal. Hasilnya, 45% menjawab biasa saja, 23% tidak tertarik, 20% tertarik, hanya 5% yang menjawab sangat tertarik, tidak tahu/tidak menjawab 4%, dan tidak tertarik sama sekali sebanyak 3%.

Baca Juga:  Tegas, Prabowo Ungkap tak Ingin Bangsa Indonesia Kembali Diinjak-injak Negara Lain

“Kita hari ini sengaja merilis ke publik hasil survei kedua kita di lapangan, terkait perilaku pemilih dan opini publik. Survei dilaksanakan di 32 Kecamatan yang ada di Kuningan mulai tanggal 12 hingga 22 Juni 2023. Metodologi yang kami gunakan adalah Multistage Random Sampling. Jumlah sampel sebanyak 1.200 responden yang dipilih secara acak bertingkat,” kata Topic.

Adapun untuk margin of error, lanjut Topic, kurang lebih 2,83% pada tingkat kepercayaan 95%. Responden dipilih secara acak bertingkat, mulai dari pengacakan Desa/Kelurahan, Dusun/Blok, Rukun Warga, Rukun Tetangga (RT), Keluarga, hingga akhirnya mendapatkan responden terpilih. Untuk memilih distribusi sampel yang memadai, jumlah sampel tiap Kecamatan dan Desa ditentukan secara proporsional dengan mengacu pada jumlah DPT berdasarkan data Pemilu 2019 KPUD Kuningan.

“Dalam survei yang kami lakukan ini, semuanya melalui wawancara langsung, bukan by phone. Wawancara dilakukan secara tatap muka langsung menggunakan kuesioner oleh surveyor. Kendali mutu dilakukan secara berlapis mulai dari proses rekrutmen dan pelatihan surveyor, pengumpulan data, spotcheck lapangan, hingga validasi dan verifikasi pasca pengumpulan data atau call back,” jelasnya.

Cek Juga

35 Bangunan Dilaporkan Rusak Akibat 3 Kali Gempa Bumi Guncang Kuningan

35 Bangunan Dilaporkan Rusak Akibat 3 Kali Gempa Bumi Guncang Kuningan

SiwinduMedia.com – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kuningan, Jawa Barat, merilis dampak kerusakan pasca …