Gawat Harga Minyak Goreng Berpotensi Naik Lagi, Ini Penyebabnya
Minyak goreng merek pemerintah, Minyak kita. (Foto: Berita sulbar)

Gawat Harga Minyak Goreng Berpotensi Naik Lagi, Ini Penyebabnya

Siwindumedia.com – Harga minyak goreng terpantau masih stabil tinggi, sementara pasokannya dilaporkan mulai menipis. Minyak goreng merek pemerintah, Minyak kita, akhir-akhir ini mulai susah dijumpai di pasaran sehingga berpotensi mendorong kenaikan harga minyak goreng curah dan kemasan.

Menyikapi masalah tersebut, Direktur Eksekutif Palm Oil Agribusiness Strategic Policy Institute (Paspi), Tungkot Sipayung, mengingatkan pemerintah agar berhati-hati dalam menyikapi masalah minyak goreng (migor) di Indonesia.

Tungkot menekankan bahwa antisipasi yang baik diperlukan untuk menghindari potensi berulangnya kelangkaan atau lonjakan harga minyak goreng di masa yang akan datang.

“Masalah minyak goreng ini rawan akan terjadi lagi. Jadi pemerintah harus berhati-hati jangan sampai salah langkah. Indonesia adalah produsen minyak sawit (crude palm oil/CPO) terbesar, mestinya masalah seperti itu dapat diantisipasi,” ungkap Tungkot dikutip Rabu (6/9/2023).

Tungkot berpendapat, semua pihak, termasuk pemerintah, pelaku usaha, dan masyarakat, perlu belajar dari kasus sebelumnya dan berusaha untuk memperbaiki situasi, serta lebih fokus menyiapkan regulasi dan tata kelola pasar minyak goreng yang baik.

Baca Juga:  Pemerintah Nunggak Utang 344 Miliar, Pengusaha Ancam Minyak Goreng Bakal Langka lagi

Kenaikan harga juga dapat menciptakan dilema antara mengekspor (untuk mencari devisa) dan mengamankan kebutuhan domestik.

Solusi untuk dilema itu adalah pembagian tanggung jawab. Korporasi swasta yang menghasilkan minyak goreng sebaiknya jangan dibebani tanggung jawab untuk menjamin penyediaan migor domestik.

“Bebaskan ekspor untuk memperoleh devisa dari pasar dunia,” jelas Tungkot.

Lebih lanjut, ia menjelaskan, Indonesia adalah produsen dan sekaligus konsumen minyak sawit terbesar di dunia. Pertumbuhan penduduk dan ekonomi akan mendorong peningkatan konsumsi, khususnya minyak goreng.

Berbagai studi mengungkap, pasar minyak nabati dunia akan mengalami excess demand (kelebihan permintaan) setidaknya hingga 2050.

“Kemungkinan terjadi kelangkaan minyak goreng domestik diperkirakan akan sering terjadi ke depan jika tidak ada perubahan kebijakan,” papar dia.

 

 

Cek Juga

Melon e-Quanik Laku Keras di Area CEF Tamkot Kuningan, Pipin: Minggu Dijual Hanya 1 Rupiah

Melon e-Quanik Laku Keras di Area CEF Tamkot Kuningan, Pipin: Minggu Dijual Hanya 1 Rupiah

SiwinduMedia.com – Hasil budidaya buah melon premium berteknologi Hidroponik ala Jepang mendapat antusias cukup tinggi …