Tercebur ke Sumur, Wanita Paruh Baya Meninggal Dunia
Proses evakuasi warga yang masuk ke dalam sumur di Desa Pamulihan oleh tim Damkar Kabupaten Kuningan, Minggu (15/10/2023). Foto: Ist

Tercebur ke Sumur, Wanita Paruh Baya Meninggal Dunia

SiwinduMedia.com – UPT Pemadam Kebakaran Satpol-PP Kabupaten Kuningan, Minggu (15/10/2023) sekitar pukul 13.36 WIB. Mendapatkan laporan dari Ading Jaenudin (35), selaku Kasi Pemerintahan Desa Pamulihan.

Ading melaporkan via group whatsapp Damkar Kabupaten Kuningan, bahwa salah seorang warganya yang bernama Tarsinah binti Kardita (54). Ibu rumah tangga yang beralamat di Dusun Puhun RT 004 RW 002 Desa Pamulihan Kecamatan Cipicung Kabupaten Kuningan. Terperosok ke dalam sumur di rumah anaknya.

Kepada SiwinduMedia.com, Kepala UPT Damkar Satpol PP Kabupaten Kuningan Mh Khadafi Mufti SPd MSi, menyampaikan bahwa begitu tim nya menerima laporan. Langsung menerjunkan 7 anggota piket dari regu 3 dan 2 , dengan menggunakan Randis KR 4 (Peralatan rescue dan peralatan evakuasi).

“Sampai di lokasi kejadian pukul 14.09 WIB (20 menit), langsung melakukan Evakuasi bersama – sama dengan Kapolsek Ciawigebang AKP Ayi Sujana SE, beserta 5 anggotanya, tim Inafis Polres Kuningan, Babinsa dan anggota Koramil Ciawigebang, Kepala Desa beserta aparat Pemdes Pamulihan, Anggota dari Puskesmas Cipicung, Anggota RPMK (Relawan Peduli Masyarakat Kuningan),” tutur Khadafi.

Baca Juga:  Memasuki Masa Tenang, Bawaslu Kuningan Antisipasi Potensi Kecurangan Pemilu

Proses evakuasi berlangsung hampir 1 jam, akhirnya Tarsinah dapat dievakuasi dalam kondisi sudah tidak bernyawa. Korban diduga terpeleset saat sedang berjalan di samping rumah.

Posisi sumur berada di halaman samping rumah, dimana samping rumah ini sering dijadikan akses jalan. Dan disayangkan sumurnya sendiri, tidak memakai tembok pengaman.

“Saat evakuasi anggota mengalami kendala, karena sumur sudah banyak mengandung gas Amonia (NH3). Ditambah sempitnya lubang sumur hanya berdiameter kurang lebih 1 meter, dan kedalaman sumur 14 Meter,” ungkapnya.

Penyebab pasti kematian korban, saat ini sedang dalam penyelidikan pihak Polsek Ciawigebang dan Polres Kuningan.

Menurut keterangan saksi, yang juga menantu dari Tarsinah, Dian Permatasari (27). Kejadian berawal ketika Tarsinah, sekitar pukul 08.00 WIB datang ke rumah anaknya Hamid bin Udaya (30, suami dari Dian Permatasari).

Menjadikan kegiatan rutin, bermaksud untuk melihat kolam ikan miliknya yang berada disebelah selatan rumah Hamid yang beralamat di Dusun Pahing RT 01 RW 01 Desa Pamulihan, Kecamatan Cipicung, Kabupaten Kuningan.

Baca Juga:  Reses ke-3 2023, Julkarnaen Tampung Aspirasi Warga Gang Jembar Kelurahan Purwawinangun

Saat Tarsinah datang, Hamid sedang tidak berada di rumah. Lalu pada pukul 09.00 WIB, Dian pergi ke rumah ibunya, dan sekitar pukul 12.00 WIB sudah pulang ke rumah lagi.

“Siang itu saya sama suami, yang kebetulan sudah pulang juga. Mencari mertua di ruang tengah, karena biasanya ibu suka beristirahat di situ kalau mampir ke rumah. Tapi ternyata tidak ada di ruang tersebut,” kata Dian.

Lalu saksi bersama suaminya, mencari Tarsinah ke kolam yang berada disebelah selatan rumah. Menanyakan ke tetangga juga, akan tetapi tidak ada yang melihat keberadaan Tarsinah.

“Ketika pulang lagi mau masuk ke rumah, saya melihat penutup sumur sudah terbuka dan ditemukan kerudung warna ungu yang dipakai oleh ibu. Kerudung itu tersangkut di penutup sumur yang terbuat dari baja ringan,” ujarnya.

Penasaran ingin membuka penutup sumur, lanjut Dian. Tapi karena gelap, akhirnya berusaha meminjam senter ke tetangganya Riyan (22). Setelah diberi penerangan, tampak di bawah sumur terlihat sandal dan tubuh Tarsinah.

Baca Juga:  Jelang Harjad Kuningan ke-525, Profesor dari Cilimus Dikukuhkan Sebagai Guru Besar IAIN Sykeh Nurjati Cirebon

“Begitu melihat kejadian tersebut, saya tidak ingat apa-apa lagi. Kata Riyan sih, saya langsung pingsan. Riyan sendiri katanya berteriak minta tolong, meminta bantuan warga,” jelas Dian.

Atas kejadian tersebut, mohon kiranya untuk masyarakat yang mempunyai sumur. Untuk diberi pengaman tembok pembatas, ditutup dengan dicor supaya lebih kuat.

“Ataupun misal karena keterbatasan dana untuk membuat penutup coran, minimal sumur tersebut diberikan penanda agar orang bisa mengetahui dan bisa lebih berhati-hati lagi,” saran Khadafi.

Cek Juga

35 Bangunan Dilaporkan Rusak Akibat 3 Kali Gempa Bumi Guncang Kuningan

35 Bangunan Dilaporkan Rusak Akibat 3 Kali Gempa Bumi Guncang Kuningan

SiwinduMedia.com – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kuningan, Jawa Barat, merilis dampak kerusakan pasca …