Nganggap Wayang! Nuzul Rachdy Gelar Muludan di Manis Kidul
Pagelaran wayang dakwah Pusaka Aria Kamuning 3, pimpinan Kidalang Aan Anjasmara Hamzah HS. Dalam rangka peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW di Desa Manis Kidul, Rabu (11/10/2023). Foto: Ist

Nganggap Wayang! Nuzul Rachdy Gelar Muludan di Manis Kidul

SiwinduMedia.com – Rabiul awal merupakan bulan ketiga dalam kalender Hijriyah. Bulan ini identik dengan bulan Maulid yang menjadi momentum dalam mensyukuri kelahiran sosok penutup para nabi dan rasul yang dilahirkan ke dunia, yakni Nabi Muhammad SAW.

Pada bulan ini, sudah menjadi tradisi di setiap Masjid, mushola, instansi dan lembaga atau bahkan perorangan yang mengadakan syukuran dalam memperingati hari kelahiran Nabi Muhammad SAW.

Tidak terkecuali dengan keluarga besar Ketua DPRD Kabupaten Kuningan, Nuzul Rachdy SE. Rabu (11/10/2023), bertempat di alun-alun Desa Manis Kidul Kecamatan Jalaksana Kabupaten Kuningan. Mengadakan pagelaran wayang golek dalam rangka memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW 1445H.

Malam itu, keluarga besar Nuzul Rachdy mengundang group wayang kebanggaan Kuningan yaitu Pusaka Aria Kamuning 3 pimpinan Kidalang Aan Anjasmara Hamzah HS. Dengan tema “Meraih Ganjaran”, Kidalang Aan akan menghibur masyarakat Desa Manis Kidul.

Acara yang dihadiri oleh Bupati Kuningan H Acep Purnama SH MH, Ika Siti Rahmatika SE, unsur Forkompimcam Jalaksana, Kepala Desa Jalaksana, BPD dan LPM Desa Jalaksana, aparat Desa Jalaksana, dan tamu undangan lainnya.

Sandi Rizkika Rachdiansyah selaku Ketua pelaksana kegiatan menyampaikan bahwa, manusia memiliki potensi untuk mengembangkan kreativitasnya dalam mengelola sumber daya alam.

Melalui hasil cipta, rasa dan karsa, maka terciptalah aneka kebudayaan yang kemudian lambat laun berkembang dan menyesuaikan dengan keadaan masyarakatnya.
Termasuk kebudayaan Islam yang berkembang di Nusantara.

Baca Juga:  Pergeseran Tanah Berujung Longsor, 1 Rumah di Tugumulya Tertimbun

“Merupakan akulturasi dari beberapa budaya yang dibawa oleh Sunan Kalijaga, yang menjadikan wayang sebagai sarana dan media dakwah Islam melalui seni dan budaya,” ujar Sandi yang juga putra dari Ketua DPRD Kuningan ini.

Tentu budaya wayang ini sudah dirubah dari sisi materi dan perwajahannya, di asimilasi kan dengan doktrin Islam dan melalui bahasa-bahasa yang lebih Islami.

“Maka dari itu, semoga kita bisa memetik hikmah Islami dari cerita wayang yang akan dibawakan oleh Kidalang Aan Anjasmara Hamzah HS. Untuk bisa dijadikan sebagai pondasi Islam dalam kehidupan kita,” harap Sandi.

Sementara itu Nuzul Rachdy SE, dalam sambutannya mengatakan ada sesuatu yang berbeda dalam peringatan maulid ini. Kenapa maulid ini dilakukan dengan mengadakan pagelaran wayang golek.

“Sebagaimana yang kita maklumi, dalam sejarah masuknya Islam ke Indonesia. Para wali dan tokoh-tokoh agama Islam terdahulu, dengan kecerdasannya menggunakan media wayang sebagai media dakwah,” kata Nuzul.

Diakui Nuzul, dirinya tidak tidak mengetahui ada dalang yang tidak mempunyai ilmu dakwah. Untuk itu dalam hikmah maulid ini, kata Nuzul, kaum muslim mengajak semua untuk bisa meneladani ketokohan Nabi besar Muhammad SAW. Dimana Muhammad adalah sebagai pemimpin umat dunia.

Dan melalui cerita pewayangan inilah, masih kata Nuzul, ummat Muslim akan melihat, mendengar, dan menyimak. Bagaimana para wali terdahulu memberikan satu edukasi, memberikan satu pendidikan dakwah, pendidikan keislaman melalui media pewayangan ini.

Baca Juga:  Link Penghitungan Cepat Pilkades Serentak Kabupaten Kuningan 2023, Cek Disini!

“Jadi saya mohon, kita membuat pagelaran wayang ini tidak semata-mata untuk hiburan. Tapi melalui media wayang ini, kita ingin memberikan satu teladan melalui tokoh-tokoh pewayangan,” ujarnya.

Seperti diketahui, dalam tokoh pewayangan ada tokoh Yudistira. Yang dalam selama hidupnya tidak pernah berbohong, walaupun dia harus berbicara kepada musuh perangnya.

Demikian juga dengan tokoh lurah Semar, beliau adalah tokoh wayang yang selalu memberikan petuah-petuah. Tentang bagaimana ajaran hidup dalam suasana Islami.

“Untuk itu kepada hadirin semua, untuk bisa menyaksikan dengan penuh hikmat dan mengambil saripatinya dari semua cerita yang akan dibawakan dalam pagelaran ini,” jelasnya.

Bupati Kuningan H Acep Purnama, sedikit dalam sambutannya atas nama pribadi dan pemerintah daerah. Mengucapkan terima kasih, dalam peringatan Maulid Nabi, dalam hal ini Bapak Nuzul Rachdy mengadakan syukuran dengan bentuk pagelaran wayang.

“Dimana tontonan ini, mudah-mudahan bisa menjadi tuntunan. Berkah Maulid bisa menjadikan Kabupaten Kuningan, Baldatun Thayyibatun wa Rabbun Ghofur,” harap Acep.

Dalam kesempatan malam itu juga Acep berpamitan kepada masyarakat Desa Manis Kidul, bahwasanya di bulan Desember dirinya akan masuk masa purna bhakti.

“Mohon maaf jika ada hal-hal yang masih jauh dari kata sempurna. Itu murni dari kesalahan saya. Ataupun ada program pembangunan yang bermanfaat buat masyarakat Kuningan, itu semata-mata karena pertolongan Allah SWT dan kerjasama yang baik antara pemerintah daerah dengan seluruh anggota dewan,” ucapnya.

Baca Juga:  Ganjar Tak Mau Ambil Pusing Relawan Alihkan Dukungan ke Prabowo

Sebelum acara dimulai, Nuzul Rachdy beserta keluarga memberikan kebahagiaan buat anak-anak yatim yang ada di Desa Manis Kidul. Dengan memberikan santunan, berupa bingkisan dan uang kepada anak-anak yatim tersebut.

Memasuki acara puncak, dalam pembukanya Kidalang Aan menyampaikan pesan. Bahwa manusia itu tempat nya salah, dan tidak ada juga manusia yang selalu benar, karena bukan malaikat.Untuk itu jadilah manusia yang selalu mawas diri, dalam setiap kehidupannya.

Dalam pagelaran wayang tersebut, Kidalang Aan mengajak berinteraksi dengan penonton yang hadir. Memberikan reward berupa uang untuk penonton yang bisa menjawab pertanyaan.

Pagelaran tersebut dikemas sangat komplit, Kidalang Aan selain bercerita dengan memainkan wayangnya. Juga diisi dengan tausyiah singkat dan mengajak penonton untuk bershalawat bersama-sama.

Dalam tausyiahnya Ki Dalang Aan menyampaikan, bahwa sekolah atau madrasah pertama dari anak-anak kita adalah keluarga. Dan yang menjadi Kepala Sekolah dan gurunya adalah orang tua nya sendiri.

“Dari keluarga itu lah pelajaran pertama seorang anak, untuk meniru dan menerapkan apa yang dia lihat dan dialami tentang perilaku dan etika orang tuanya ketika sehari-hari dirumah. Maka dari itu untuk para orang tua, berikanlah contoh dan teladan yang baik buat anak-anaknya,” tegas Ki Dalang Aan.

Pencarian Berdasarkan Kata Kunci

https://www siwindumedia com/8162/nganggap-wayang-nuzul-rachdy-gelar-muludan-di-manis-kidul

Cek Juga

35 Bangunan Dilaporkan Rusak Akibat 3 Kali Gempa Bumi Guncang Kuningan

35 Bangunan Dilaporkan Rusak Akibat 3 Kali Gempa Bumi Guncang Kuningan

SiwinduMedia.com – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kuningan, Jawa Barat, merilis dampak kerusakan pasca …