Achmad Nur Hidayat, Pakar Kebijakan Publik Narasi Institute, menanggapi maraknya penangkapan pejabat oleh KPK. FOTO : @achmadnurhdyt/instagram
Achmad Nur Hidayat, Pakar Kebijakan Publik Narasi Institute, menanggapi maraknya penangkapan pejabat oleh KPK. FOTO : @achmadnurhdyt/instagram

Setelah Pejabat Pajak Ditahan KPK, Kini Bupati Meranti Muhammad Adil Terkena OTT! Ada Apa Dengan Para Pejabat Kita?

SiwinduMedia.Com – Bupati Meranti, Muhammad Adil, pada Kamis kemarin (6/4/2023) ditangkap oleh KPK dalam satu Operasi Tangkap Tangan (OTT) oleh lembaga rasuah tersebut. Adil ditangkap beserta sejumlah pejabat Kabupaten Meranti dan juga pihak swasta, yang diduga sebagai pemberi suap kepada sang Bupati dan jajarannya.

Adil sendiri namanya sempat mencuat karena berseteru dengan Kementerian Keuangan, dimana dia mengatakan bahwa kekayaan daerahnya yaitu Kabupaten Meranti dihisap oleh Pemerintah Pusat, sementara bagi hasilnya sangat sedikit. Bahkan Adil terang terangan menyebut isi orang Kementerian Keuangan adalah iblis.

Saat itu, tak sedikit pihak yang mendukung pernyataan Adil tersebut. Adil dianggap sebagai seorang kepala daerah yang memperjuangkan nasib masyarakatnya. Namun dengan kejadian tangkap tangan KPK terhadap dirinya dan para pejabat di daerah Meranti tersebut, tentu saja membuat citra Adil sebagai Bupati yang berpihak kepada masyarakat kecil sirna sudah.

Di sisi yang lain, Rafael Alun seorang pejabat pajak juga ditahan oleh KPK. Menariknya, penahanan Rafael sendiri pada mulanya bukanlah karena pengungkapan dari Inspektorat Pajak ataupun OTT KPK, tapi Rafael justru tersangkut karena anaknya memukuli seorang anak remaja sampai koma, dan setelah itu terbongkar siapa orang tua anak tersebut yang notabene adalah seorang anak pejabat pajak yang hartanya tak wajar.

Baca Juga:  Dibalik Kritik Megawati Terhadap KPK, Ada Apa?

Menanggapi hal tersebut, Achmad Nur Hidayat, Pakar Kebijakan Publik Narasi Institute, mengemukakan, dalam kasus Muhammad Adil dan Rafael Alun, keduanya adalah sama-sama pejabat negara. Adil sendiri telah secara terang-terangan menuding orang-orang Kemenkeu tempat dimana Rafael menjabat sebagai kumpulan iblis, karena tidak jelas pengelolaan keuangannya, terutama distribusi ke daerah Adil, yang menurutnya memiliki Sumber Daya Alam yang melimpah, namun yang kembali ke daerahnya sangat sedikit.

“Dalam hal ini apa yang dilakukan Adil sudah benar karena mengkritisi Kemenkeu. Namun ternyata Adil sendiri telah mengkhianati rakyatnya, karena tertangkap melakukan korupsi dan memperkaya dirinya sendiri,” kata ANH, sapaan akrab Achmad Nur Hidayat, kepada SiwinduMedia.Com, Jumat siang (7/3/2023).

Sementara disisi lain, kata ANH, Rafael Alun adalah bentuk nyata Kebenaran kritik Adil dimana ada masalah di Kementerian Keuangan. Rafael terbukti telah melakukan korupsi dan memperkaya dirinya sendiri dalam posisinya sebagai pejabat negara. Dan kuat dugaan Rafael tidak bekerja sendiri, sehingga KPK harus membongkar hal-hal yang janggal di Kementerian Keuangan.

Baca Juga:  Ketika Hukum Bertemu Politik: Kasus Muhaimin sebagai Cerminan Politisasi di Indonesia

“Dari penangkapan Muhammad Adil dan Rafael Alun, kita bisa melihat fakta bahwa banyak orang yang saat ini diberi wewenang dan kekuasaan untuk menjabat, justru memanfaatkan posisi itu untuk memperkaya dirinya sendiri tanpa peduli masyarakatnya sedang sulit,” ketus ANH.

“Dan PR (Pekerjaan Rumah) KPK dan penegak hukum lainnya, masih cukup berat untuk membersihkan Indonesia dari korupsi, ketika para pejabat yang mestinya memberikan keteladanan justru mengkhianati kepercayaan publik dengan melakukan korupsi kolusi dan nepotisme,” tandasnya.

Cek Juga

35 Bangunan Dilaporkan Rusak Akibat 3 Kali Gempa Bumi Guncang Kuningan

35 Bangunan Dilaporkan Rusak Akibat 3 Kali Gempa Bumi Guncang Kuningan

SiwinduMedia.com – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kuningan, Jawa Barat, merilis dampak kerusakan pasca …